Senin, 23 Juni 2014

Nama : Ana Ubudiyah
Assyfa Astari


Infeksi pada Bayi Baru Lahir (Sepsis)
Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih atau kulit yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri.
Sepsis dapat mengakibatkan komplikasi yang serius mengenai ginjal, paru-paru, otak dan pendengaran bahkan kematian. Sepsis dapat mengenai orang dari usia berapapun, tetapi paling sering pada :
  • Bayi di bawah 3 bulan, sistem kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk melawan infeksi yang berat
  • orang lanjut usia
  • orang dengan penyakit kronik
  • orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti dengan infeksi HIV
jika bayi Anda (<3 bulan) mengalami demam (>38oC pengukuran melalui anus), terlihat tidak respon, tidak mau makan, kesulitan bernapas atau tampak sakit berat segera hubungi dokter Anda.
Pada anak gejala dapat demam, tidak responsif, rewel, kebingungan, kesulitan bernapas, ruam di kulit, tampak sakit atau mengatakan jantungnya berdebar-debar maka Anda dapat menghubungi dokter Anda.
Sepsis timbul saat infeksi berat menyebabkan respon tubuh normal terhadap infeksi menjadi berlebihan. Bakteri dan racun yang dihasilkan dapat mengakibatkan perubahan suhu, frekuensi jantung dan tekanan darah dan dapat mengakibatkan gangguan organ tubuh.
Tanda dan Gejala
Sepsis pada bayi baru lahir memiliki gejala yang bervariasi. Umumnya bayi terlihat tidak seperti biasanya. Gejala sepsis pada bayi baru lahir :
  • tidak mau minum ASI atau muntah
  • suhu tubuh >38oC diukur melalui anus atau lebih rendah dari normal, suhu tubuh tidak stabil
  • rewel
  • lemas dan tidak responsif
  • tidak aktif bergerak
  • perubahan frekuensi jantung (cepat pada awal sepsis kemudian pelan pada sepsis lanjutan)
  • bernapas sangat cepat atau kesulitan bernapas
  • ada saat bayi henti napas lebih dari 10 detik
  • perubahan warna kulit (pucat atau biru)
  • kuning pada kulit dan mata
  • ruam kemerahan
  • kurang produksi urin
  •  
Penyebab Sepsis
Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu disebabkan oleh bakteri, seperti E.coli, Listeria monocytogenes, Neisseria meningitidis, Streptokokus pneumonia, Haemophilus influenza tipe b, Salmonella dan Streptokokus grup B adalah penyebab sepsis pada beyi baru lahir dan bayi < 3 bulan.
Bayi prematur dalam perawatan intensif lebih rentan untuk mengalami sepsis karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum terbentuk sempurna dan mereka mendapat perawatan invasif, seperti infus, kateter, selang pernapasan (ventilator). Tempat masuk infus atau kateter dapat menjadi jalan masuk bakteri yang normalnya hidup di permukaan kulit untuk masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri masuk ke dalam tubuh bayi dari ibu selama masa kehamilan, persalinan. Beberapa komplikasi selama kehamilan yang meningkatkan risiko sepsis pada bayi baru lahir :
  • demam pada ibu selama persalinan
  • infeksi pada uterus atau plasenta
  • ketuban pecah dini (sebelum usia kehamilan 37 minggu atau 18 jam sebelum dimulainya persalinan)
bakteri seperti streptokokus grup B dapat menginfeksi bayi baru lahir dalam proses persalinan. Sekitar 15-30% perempuan hamil membawa bakteri streptokokus grup B di vagina atau rektum yang dapat ditransmisikan dari ibu ke bayi selama persalinan.
Diagnosis dan tatalaksana Sepsis
Gejala sepsis seringkali tidak khas pada bayi, maka diperlukan bantuan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis sepsis :
  • tes darah (termasuk hitung sel darah putih) dan kultur darah untuk menentukan apakah ada bakteri di dalam darah. Tes darah lainnya dapat memeriksa fungsi organ tubuh seperti hati, ginjal
  • urin diambil dengan kateter steril untuk memeriksa urin di bawah mikroskop dan kultur urin untuk mengetahui ada tidaknya bakteri
  • pungsi lumbal (pengambilan cairan otak dari tulang belakang) untuk mengetahui apakah bayi terkenan meningitis
  • rontgen, terutama paru-paru, untuk memastikan ada tidaknya pneumonia
  • jika bayi menggunakan perlengkapan medis di tubuhnya, seperti infuse, kateter , maka cairan dalam perlengkapan medis tersebut akan diperiksa ada tidaknya tanda-tanda infeksi
Bayi yang sepsis atau dicurigai mengalami sepsis akan ditatalaksana di rumah sakit, tempat dokter dapat memantau keadaannya dan memberikan pengobatan untuk melawan infeksi.
Bila bayi didiagnosis sepsis maka dokter dapat memberikan cairan infus, mengarut tekanan darah dan pernapasan dan memberikan antibiotik.


Mencegah Sepsis
Pencegahan sepsis karena streptokokus grup B dari ibu ke bayi selama persalinan dapat dicegah dengan memeriksa ibu pada usia kehamilan antara 35 dan 37 minggu apakah terdapat bakteri tersebut pada jalan lahir.
Imunisasi dan cuci tangan adalah upaya pencegahan infeksi yang dapat mencegah terjadinya sepsis. Orang yang dekat dengan bayi Anda sebaiknya tidak sakit dan telah mendapat vaksinasi sebelumnya. Anak yang memakai perlengkapan medis yang menetap dalam tubuh seperti kateter atau infus harus dipastikan untuk memperhatikan petunjuk dokter untuk membersihkan dan merawat tempat alat medis tersebut masuk ke tubuhnya.
Sepsis neonatorum
  • Infeksi umum bakteri dalam darah
  • Sindrom klinis dengan ciri penyakit sistemik simptomatik dan bakterimia
  • Lebih sering ditemukan pada BBLR
  • Lebih sering terjadi pada bayi yang lahir di RS dibandingkan dengan diluar RS
  • BBL mendapatkan kekebaln/imunitas transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibu
  • Sesudah lahir, bayi terpapar kuman, bayi tidak mempunyai imunitas
  • Bayi berisiko mempunyai kesempatan 4x untuk mendapat septicemia dibanding BBL normal
Bayi berisiko dari beberapa factor yaitu :
Riwayat kehamilan
  • Infeksi pada ibu selama kehamilan antara lain TORCH
  • Ibu menderita eklampsia
  • Ibu dengan DM
  • Ibu mempunyai penyakit bawaan
Riwayat kelahiran
  • Persalinan lama
  • Persalinan dengan tindakan (ekstraksi cunam/vakum, SC)
Riwayat bayi baru lahir
  • Trauma lahir
  • Lahir kurang bulan
  • Bayi kurang mendapat cairan dan kalori
  • Hipotermi pada bayi
Kejadian yang meningkatkan resiko infeksi antara lain:
  • Prematuritas
  • Prosedur infeksi
  • Endotrakheal tube
  • Nosokomial
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko mayor
  • Ketuban pecah > 24 jam
  • Ibu demam saat intrapartum (suhu >38ᴼC)
  • Chorioamnionitis
  • DJJ menetap >160x/menit
Faktor resiko minor
  • Ketuban pecah >12jam
  • Ibu demam saat intrapartum (suhu >37ᴼC)
  • Leukosit ibu >15.000/ul
  • Nilai apgar sedang (menit ke 1 <5, menit ke 2 <7)
  • BB lahir sangat rendah (<1500 gram)
  • Usia gestasi <37 minggu
  • Kehamilan ganda
  • Lokhea berbau busuk
  • Riwayat infeksi streptokokus grup B
Infeksi melalui cara :
Infeksi antenatal
  • Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta
  • Kuman yang menyerang janin :
    • Virus : rubella, poliomyelitis, variola
    • Spirochaeta : syphilis
    • Bakteri : E. Coli, listeria, monocytogenesis
Infeksi intranatal
  • Lebih sering terjadi
  • Mikroorganisme dapat masuk kedalam rongga amnion
Contoh :pada kehamilan dengan KPD, partus lama sering dilakukan manipulasi vagina, kontak langsung dengan jaringan ibu saat janin melewati jalan lahir
Infeksi postnatal
  • Terjadi setelah bayi lahir
  • Merupakan infeksi yang didapat
  • Akibat pemakaian alat yang terkontaminasi atau sebagai infeksi silang
  •  
Infeksi terjadi dengan cara ;
  • Pemberian susu formula (pengolahan tidak hygienis, kontaminasi dari lingkungan)
  • Masuknya mikroorganisme melalui umbilicus, pharynx, telinga, sistem pernafasan, saluran kemih, gastro intestinal
  • Kontaminasi dengan bayi, individu atau lingkungan seperti pemakaian alat suction, pemasangan infus
  • Bakteri disebut water bugs (karena mampu tumbuh dalam air) ditemukan pada :
    • Sumber air
    • Alat pengatur kelembaban
    • Saluran cuci tangan
    • Mesin penghisap lendir
    • Alat bantu pernafasan
    • Daur kateter vena ddan arteri
    • Sampel darah
    • Alat monitor TTV
SUMBER INFEKSI
Periode perinatal
Sepsis dini (< 3 hari)
  • Melalui plasenta 2%, persalinan 10%
  • Didapat selama masa perinatal karena kontak langsung dengan organisme saluran kemih dan saluran cerna ibu
  • Organisme streptokokus grup B dan E. Coli
  • Organisme lain : gonococcus, herpes simplex, candida albicans, listeria, chlamidia
Sepsis lambat (1-3 minggu setelah lahir)
  • Resiko tinggi pada bayi prematur, kelahiran sulit
  • Merupakan infeksi nosokomial
  • Organisme : Staphylococcus, Klebsiela, Enterococcus, Pseudomonas
Infeksi terjadi melalui : ujung stump umbilical, kulit, selaput mukosa, hidung, faring, telinga, sistem respirasi, sistem syaraf, sistem perkemihan, sistem slauran pencernaan
Sepsis neonatal terjadi pada
  • Bayi prematur
  • Bayi lahir setelah persalinan sukar/traumatik
Infeksi sistemik
  • Ciri fisik tidak jelas
  • Tidak spesifik
Adanya infeksi terdeteksi melalui :
  • Observasi
  • Analisa perawatan yang cermat terhadap perubahan
Gejala awal tidak spesifik
  • Hipotermi
  • Perubahan warna
  • Tonus otot
  • Kegiatan dan perilaku minum
Tanda klinik yang menyebabkan sepsis neonatal
Tanda umum
  • Bayi secara umum nampak tidak sehat
  • Buruknya kontrol suhu : hipotermia (umum), hipertermia (jarang)
Sistem sirkulasi
Pucat, sianosis, kulit dingin, hipotensi, edema, denyut jantung abnormal (bradikardi, takikardi, aritmia)
Sistem pernafasan
Pernafasan tidak teratur, apneu/takipneu, sianosis, dipneu, retraksi
Sistem syaraf
Kurangnya aktivitas (letargi, hiporefleksi, koma), tonus meningkat/menurun, meningkatnya aktivitas, fontanella cembung, gerakan mata tidak normal
Sistem saluran cerna
Tidak mau minum, muntah, meningkatnya residu lambung stelah makan, diare/berkurangnya feses, adanya darah dalam feses, distensi abdomen, hepatomegali
Sistem hemopoietik
Jaundice, pucat, petekie (bintik merah), ekimosis (memar), splenomegali (pembengkakan limfa secara abnormal)

PEMERIKSAAN YANG DAPAT DILAKUKAN :
Pemeriksaan laboratorium (kultur darah, urine, cairan CSF)
Pemeriksaan anemia, leukositosis, leukopenia
Pemeriksaan radiografi



KEMUNGKINAN
Persangkaan adanya infeksi
Gejala infeksi pada BBL
  • Malas minum
  • Gelisah atau mungkin tampak lethargis
  • Frekuensi pernafasan meningkat
  • BB tiba-tiba turun
  • Muntah
  • Diare
Selain itu dapat terjadi edema, purpura, perdarahan ikterus, hepatosplenomegali, kejang, suhu dapat meninggi/normal/kurang dari normal


PENGOBATAN YANG  DAPAT  DI  TERIMA  OLEH  BAYI  PADA  SAAT DIRAWAT DI RUMAH SAKIT:
  • Terapi sepsis diberikan 10-14 hari atau 5-7 hari sesudah tampak tanda perbaikan klinis dan tidak disertai oleh adanya abses atau kerusakan jaringan yang dalam
  • Biakan darah dilakukan 24-48 jam sesudah pengobatan harus negatif. Bila biakan positif atau ada abses yang tersembunyi, maka terapi harus diganti
  • Tindakan pendukung
    • Observasi TTV
    • Isolasi bayi dalam inkubator
    • Pemberian cairan (koreksi ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa)
    • Pemberian oksigen bila distress pernafasan, sianosis
    • Suhu lingkungan yang normal
    • Transfusi untuk koreksi anemia
EFEK SAMPING YANG KEMUNGKINAN DAPAT TERJADI
  • Syok karena lepasnya toksin kedalam cairan darah, yang dimana gejalanya sukar untuk dideteksi
  • Meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang)
  • Gangguan metabolic
  • Pneumonia (penyakit radang paru-paru)
  • Infeksi saluran kemih
  • Gagal jantung kongestif
  • kematian